Stain-papua.ac.id

Terhubung dengan Informasi Terkini

Seorang Guru SD Andy Telah Melecehkan Tujuh Muridnya, Yang Merupakan Pernyataan Polisi Dan Tindakan Departemen Pendidikan.

Seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Flores Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan pelecehan seksual terhadap tujuh siswanya.

Seorang guru berinisial BB (26) melakukan pekerjaan kotor saat mengajar di sekolah.

Pelaku diketahui tidak hanya sekali melakukan pornografi.

Menurut Pos-Kupang.com, aksi pencabulan tersebut dilakukannya beberapa kali.

Hal itu diungkap Kapolres Kasatreskrem Akhir, Jans Kademann dari ITUC.

Dia mengungkapkan, pelaku melakukan pelecehan seksual sejak November 2022 hingga April 2023.

Ia mengatakan, “Tersangka melakukan pelecehan seksual di kelas sekitar pukul 07.00 WITA sebelum guru lain berangkat ke sekolah dan sekitar pukul 15.00 WITA saat guru pulang.”

situasi

Pelaku menipu korban untuk melakukan pelecehan seksual.

Dia mendorong korban untuk membersihkan ruang staf.

Setelah siswa membersihkan kantor, pelaku menganiayanya.

Pelaku juga mengaku bermimpi muridnya memiliki benjolan di tubuh korban.

Kemudian “Tersangka mengaku bermimpi ada benjolan di tubuh korban demi kenyamanan. Kemudian pelaku merobek baju korban” ujarnya.

BB juga mengatakan, penyakit korban baru bisa sembuh setelah korban dicabuli.

“Saya melakukan ini untuk memuaskan hasrat dan nafsu saya karena terangsang dengan menonton pornografi di ponsel saya,” katanya.

Atas perbuatannya, BB diancam 20 tahun penjara berdasarkan Pasal 82 Pasal 2 Junto Pasal 76E Pasal 64 Pasal 1 KUHP tentang perlindungan anak.

“Tersangka saat ini ditahan di pusat penahanan Departemen Kepolisian Indy hari ini, 15 April 2023,” kata Jans.

Dia adalah Kementerian Pendidikan

Direktur Pendidikan dan Kebudayaan (DECBD) Kabupaten Mansi Tewi Indy juga angkat bicara.

Dia mengatakan partai politiknya menyerahkan kasus itu ke polisi.

Pasalnya, BB sudah beberapa kali melakukan hal tersebut dan BB masih berstatus Guru Honorer.

Minshi mengatakan kepada Pos-Kupang.com pada Minggu, 16 April 2023, “Sangat mudah untuk menghadapi situasinya.

Mereka juga bekerja sama dengan polisi.

Mansi mengatakan, kejadian itu adalah soal perilaku asusila dan guru.

Ia pun mengambil hikmah dari contoh tersebut, agar administrasi dan sekolah nantinya lebih selektif dalam memilih fakultas.

“Namun, langkah ini mungkin mencerminkan bahwa ketika mempekerjakan guru, sekolah harus mengawasi mereka terlebih dahulu. Ini juga menjadi perhatian kita,” katanya.

(, Renald) (Pos-Kupang.com, Thomas Mbenu Nulangi)

Related Posts